Selasa, 03 Januari 2012

Refleksi kelompok 8


Refleksi Diskusi Kelompok 8 (Metode Analisis Vegetasi) dan Kelompok 9 ( Ekosistem)

            Pada diskusi pada Mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang dilaksakan pada hari Selasa  tanggal 03-01-2011 pada pukul 14.00-16.15 di Laboratorium Biologi UMM, ada dua kelompok yang akan mempresentasikan hasil makalahnya yang berjudul Metode Analisis Vegetasi oleh kelompok 8 yang beranggotakan: Hattahin, Dista Ariyani, Rita Kurniati, dan Nurlaila. Sedangkan kelompok yang akan mempersentasikan makalah yang berjudul Ekosistem yang selengkapnya dijelaskan oleh kelompok 9 yang beranggotakan: Martha Noor, Lita wijayanti, Linata Rahma A, dan Nurma’wa S.
            Refleksi secara khusus untuk jalannya diskusi pada presentasi kelompok 8 akan saya ceritakan pada awal pembukaan presentasi Hatta sebagai pemateri pertama membuka presentasi dengan sedikit candaaannya, lalu Hatta menjelaskan tentang pengertian tentang metode analisis itu sendiri menurut Hatta metode analisis vegetasi yaitu cara untuk mempelajari susunan vegetasi sacara bentuk dari masyarakat tumbuhan. Hatta juga mnjelaskan tentang pembagian metode yang digunakan pada analisis vegetasi yaitu a) Metode Deskriptif (bentuk vegetasinya sederhana), b) Metode Floristika (berdasarkan bentuk hidup suatu vegetasi), c) Metode Non floristika (menentukan keanekaragaman vegetasi). Selain menjelaskan tentang metode analisis vegetasi, Hatta juga menjelaskan tentang teknik analisis vegetasi yaitu Liat quadrat,dan Count.
Untuk teknik analisis vegetasi dilanjutkan oleh Ella dengan menjelaskan Cover quadrat, dan chart quadrat. Ella juga menjelaskan pengertian dan bagaimana cara menggunakan metode garis untuk mengalisis suatu vegetasi. Sedangkan enertian dan cara kerja pada metode titik dan kuadran yang dijelaskan oleh Rita, Rita menjelaskan tentang metode titik begini “ metode garis itu bertujuan untuk mengetahui satu spesies pada suatu vegetasi, untuk lebih lanjut Rita mempresentasikan teknik ordinasi tetapi dalam penjelasan yang disampaikan Rita tentang teknik ordinasi saya kurang memahami apa yang disampaikan karena kurangnya volume suara yang membuat audiens tidak begitu memahami. Selain itu Rita juga menayangkan dalam slide nya mengenai peta vegetasi hutan primer dan sekunder pada pulau Sumatera pada peta tersebut ditunjukkan adanya perbedaan perbedaan warna yaitu hijau yang menunjukkan hutan primer, dan pada warna hijau muda  menunjukkan hutan sekunder, tetapi kelemahannya Rita tidak menjelaskan perbedaan antara hutan primer dan hutan sekunder, dan menjelskan tentang kenapa adanya warna biru dan ungu. Maka muncullah sebuah dua pertanyaan tentang bahasan peta vegetasi yang pertama muncul pertanyaan dari Susan mengenai “ dari ke tiga metode yang dijelaskan oleh Hatta, metode mana yang dipakai dalam analisis vegetasi pada peta vegetasi Sumatera dan perbedaan warna yang ada?” dan pertanyaan yang kedua yaitu dari Prieska mengenai perbedaan hutan primer dan sekunder,., tetapi untuk menjawab pertanyaan ini akan aku jelaskan pada paragraf yang berisi tentang jalannya sesi tanya jawab.
Dari berbagai metode yang dibahas diawal tadi, Dista menjelaskan mengenai metode pemetaan vegetasi secara sederhana yaitu  dengan menggunakan pemetaan komunitas tumbuhan dari satu titik konstan dan pemetaan daerah dengan mencari jarak dan sudut. Selain itu Dista juga menjelaskan tentang kurva luas minimum yang fungsinya yaitu untuk menjelaskan tentang cara kerja luas minimum dan menentukan luas minimum. Hal ini  Dista juga menunjukkan contoh dari kurva tentang luas minimum. Dalam bahsan kerapatan di dalam analisis vegetasi mempunyai beberap simbol antara lain : Kerapatan Mutlak = (KM), Kerapatan Nisbi = (KN), Berat Kering Mutlak = (BKM), Berat Kering Nisbi = (BKN), Frekuensi Mutlak = (FM), Frekuensi Nisbi = (FN), Nilai Penting = (NP) dan Nisbah Jumlah Dominasi = (NJD).
Pada sesi pertanyaan selain yang saya ceritakan tdi diatas mncul satu pertanyan lagi dari Fitri mengenai “ Metode yang paling sederhana yang digunakan pada analisis vegetasi” dan pertanyaan ini dijawab oleh Hatta, menurut Hatta begini: metode yang paling sederhana yaitu metode garis karena dapat lebih dikembangkan beberapa metode dalam analisis vegetasi. Dan untuk pertanyaan dari Susan yang sudah saya tulis diatas dijawab oleh Dista, Dista mengatakan: metode yang dipakai dalam peta vegetasi yaitu metode non floristika karena adanya kerimbunan dan frekuensi, dan dari adanya perbedaan warna ungu dan biru dikarenakan untuk membedakan antara hutan primer dan hutan sekunder. Tetapi menurut saya jawaban mengenai perbedaan ungu dan biru seharusnya bukan hutan primer dan hutan sekunder karena pada peta terdapat penjelasan mengenai warna-warna pada peta vegetasi tersebut dituliskan bahwa pada warna hijau menunjukkan hutan primer, pada warna hijau muda menunjukkan hutan sekunder, pada warna biru menunjukkan sawah irigasi dan warna ungu merupakan perkebunan kelapa sawit, mungkin itu tambahan dari saya. Untuk pertanyaan dari Prieska mengenai hutan primer dan sekunder saya tidak begitu memahami tentang jawabannya, menurut saya perbedaan dari keduanya yaitu berdasarkan kerimbunan dan jenis dari vegetasi yang hidup disuatu vegetasi. ^_^  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar